Rabu, 18 Mei 2011

Angkringan



Bagi mereka yang pernah berkunjung di Kota Yogyakarta munkin sudah menganal istilah Angkringan. Dalam bahasa Indonesia, Angkringan sama artinya dengan “tongkrongan”, atau tempat berkumpul dan “ngobrol”. Berkumpul dan “ngobrol” sering terasa kurang sempurna tanpa “camilan”. Nah, Angkringan di Yogyakarta adalah solusi bagi mereka yang berkumpul dan “ngobrol”, karena ia merupakan konsep berjualan makanan dan minuman yang ada di pinggir jalan denga pemandangan suasana malam di sekitar kota. Meskipun sederhana, hanya dengan gerobak yang diterangi lampu minyak (teplok), angkringan menjadi tempat favorit untuk sekadar makan dan bertukar pikiran.
Di Yogyakarta, warung Angkringan dapat di semua sudut kota. Ia menjadi fenomena tersendiri, sebab menurut beberapa penelitian, Angkringan di Yogyakarta mencapai 2000-an gerobak. Hampir semua Angkringan menyediakan menu minuman dan makanan yang sama. Menu minuman yang menjadi favorit para “pe-nongkrong” adalah jahe susu dan kopi joss, yaitu kopi yang dicampur dengan arang yang membara. Menu makanan utama adalah “nasi kucing”, biasanya terdiri atas nasi sambal ikan teri atau oseng tempe yang dibungkus kertas dan bisa disebut dengan nasi kucing karena porsinya yang dikit seperti porsinya kucing. Tak perlu khawatir, di Angkringan juga tersedia berbagai macam makanan ringan, seperti gorengan (tempe atau tahu), sate jeroan, ceker ayam, dan lain-lain. Semuanya bisa dilahap langsung atau bila perlu dibakar di atas bara.
Angkringan telah menjadi icon Kota Yogyakarta. Fenomena ini menjadi daya tarik sendiri bagi wisatawan domestik, bahkan mancanegara untuk datang ke Yogyakarta. Nah, jika suatu saat Anda berkunjung ke Yogyakarta, tidak ada salahnya berkunjung ke salah satu Angkringan di Yogyakarta. Tak perlu khawatir, hanya perlu Rp 10.000 untuk membuat perut Anda kenyang, plus fasilitas “nongkrong” sepuasnya.






Tidak ada komentar:

Posting Komentar